Penyaluran kredit modal usaha dan pembekalan pelatihan bagi usaha kecil

Penyaluran kredit modal dan pembekalan bagi usaha kecil dapat membangkitkan semangat wirausaha. Akhirnya kedua upaya tersebut akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. MASYARAKAT sebagai salah satu stakeholderberperan penting bagi kelangsungan bisnis perusahaan.Perkembangan usaha kecil menengah serta industri rumah tangga yang notabene pelakunya adalah masyarakat tentu tak bisa dipandang sebelah mata oleh pelaku usaha.

Usaha kecil menengah dan industri rumah tangga berperan strategis dalam upaya menggerakkan perekonomian sektor riil serta memperluas kesempatan kerja. Sektor ini juga terbukti tahan menghadapi krisis perekonomian. Tak heran, dalam beberapa tahun terakhir upaya mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta koperasi mendapat perhatian lebih dari banyak kalangan. Sebagai bank yang sejak lama berfungsi sebagai agen pembangunan (agent of development),PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) tergerak untuk berperan dalam membina usaha kecil, termasuk koperasi melalui program kemitraan.
Hal ini juga merupakan implementasi dari Keputusan Menteri BUMN Nomor 05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. “Menumbuhkan serta mengembangkan usaha kecil sejak lama telah menjadi bagian dari aktivitas Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BNI,”ujar Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo. Dia mengatakan, program Kemitraan BNI secara sederhana dideskripsikan sebagai upaya mencari calon nasabah yang selama ini mungkin belum mengenal perbankan. Melalui dukungan finansial yang disalurkan PKBL BNI,pengusaha kecil yang selama ini relatif tidak bankablediharapkan dapat mempunyai kesempatan besar untuk lebih berkembang.
“Diharapkan, usaha yang semula sangat mikro akan terus meningkat hingga tidak mikro lagi,”ungkapnya. Gatot menegaskan, penyaluran kredit Kemitraan BUMN hanya diperuntukkan bagi kegiatan usaha produktif dan tidak dimaksudkan bagi keperluan konsumtif.Salah satu pola penyaluran yang dilakukan BNI adalah melalui sistem kluster dalam bentuk program unggulan Kampoeng BNI. Program yang digulirkan sejak 2007 tersebut membawa spirit untuk mengembangkan suatu kawasan perdesaan. Beberapa pelaku usaha kecil yang bergerak di bidang usaha yang sama dalam suatu kawasan dapat membentuk kelompok dan lantas mengajukan proposal kepada BNI untuk membentuk Kampoeng BNI.
Program ini dapat disetujui dengan syarat minimal penyaluran kredit kemitraan Rp1 miliar dan memiliki ciri sebagai produk unggulan daerah setempat. Kredit kemitraan memiliki karakteristik berupa tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan kredit pada umumnya sehingga sangat layak untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Sampai saat ini sudah terbentuk enam Kampoeng BNI di Pulau Jawa dan Sumatera.Tahun ini kami targetkan menambah lima Kampoeng BNI,”kata Gatot. Dia menambahkan, pelak-sanaan program Kemitraan BNI tahun lalu difokuskan pada pembentukan Kampoeng BNI di bidang industri kreatif. Selain melalui sistem kluster pada Kampoeng BNI, penyaluran kredit kemitraan secara langsung kepada end user (mitra binaan) juga dilakukan dengan sasaran semua sektor usaha mikro, kecil, dan koperasi.
Sektor-sektor itu meliputi pertanian, perdagangan, industri,peternakan,perikanan, serta jasa-jasa usaha mikro dan kecil lainnya. “Pola lainnya adalah penyaluran melalui lembaga pendamping seperti perguruan tinggi, pemda, koperasi, asosiasi, dan perusahaan inti lembaga nonkeuangan,”sebut dia. Selama 2010 dana yang telah disalurkan BNI ke berbagai sektor usaha mencapai lebih dari Rp62 miliar. Sedangkan total realisasi dana program kemitraan yang telah dikeluarkan BNI selama kurun 2004-2010 telah melampaui angka Rp155 miliar. Demi meningkatkan kemampuan usaha kecil (mikro) agar menjadi tangguh dan mandiri, BNI membantu memberikan pelatihan dan peningkatan motivasi (capacity building) bagi mitra binaan serta memanfaatkan Sentra Kredit Kecil dan Cabang Stand Alone di seluruh Indonesia.
Menurut Gatot, kegiatan pendidikan dan pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan pengetahuan serta bahasa yang mudah dipahami oleh mitra binaan. BNI juga membantu memasarkan produk hasil usaha mitra binaan dengan mengikutsertakan mereka dalam sejumlah kegiatan pameran berskala nasional maupun internasional. Gatot mengungkapkan, program Kemitraan BNI didorong agar senantiasa sejalan dengan program Bina Lingkungan. Artinya, setiap usaha atau hasil usaha yang dilakukan mitra binaan sedapat mungkin berkontribusi positif bagi lingkungan.
Sebagai contoh, Kampoeng BNI Sapi di Ka-bupaten Subang diupayakan tidak sekadar menghasilkan susu sapi yang bernilai jual,tapi juga memanfaatkan kotoran sapi untuk biogas. “Kita latih mereka bahwa dengan teknologi yang mudah, kotoran sapi pun bisa diubah menjadi biogas yang energinya bisa mereka manfaatkan untuk menghidupkan lampu atau menyalakan kompor,”ungkapnya.

Sumber : http://centil.blogdetik.com

Tinggalkan komentar