Archive for Mei, 2011

Masalah Pendidikan Di Indonesia

Mei 20, 2011

Memasuki abad ke- 21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh. Kehebohan tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional tetapi lebih banyak disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan pendidikandi Indonesia. Perasan ini disebabkan karena beberapa hal yang mendasar.
Salah satunya adalah memasuki abad ke- 21 gelombang globslisasi dirasakan kuat dan terbuka. Kemajaun teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan Negara lain.
Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan di dalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Dan hasil itu diperoleh setelah kita membandingkannya dengan Negara lain. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karana itu, kiata seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di Negara-negara lain.
Setelah kita amati, Nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dan hal itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang.
Ada banyak penyabab mengapa mutu pendidikan di Indonesia, baik pendidikan formal maupun informal, dinilai rendah. Penyebab rendahnya mutu pendidikan yang akan kami paparkan kali ini adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran.
2.1 EFEKTIFITAS PENDIDIKAN DI INDONESIA
Pendidikan yang efektif adalah suatu pendidikan yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian, pendidik (dosen, guru, instruktur, dan trainer) dituntut untuk dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran agar pembelajaran tersebut dapat berguna.
Efektifitas pendidikan di Indonesia sangat rendah. Setelah praktisi pendidikan melakukan penelitian dan survey ke lapangan, salah satu penyebabnya adalah tidak adanya tujuan pendidikan yang jelas sebelm kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Hal ini menyebabkan peserta didik dan pendidik tidak tahu “goal” apa yang akan dihasilkan sehingga tidak mempunyai gambaran yang jelas dalam proses pendidikan. Jelas hal ini merupakan masalah terpenting jika kita menginginkan efektifitas pengajaran. Bagaimana mungkin tujuan akan tercapai jika kita tidak tahu apa tujuan kita.
Selama ini, banyak pendapat beranggapan bahwa pendidikan formal dinilai hanya menjadi formalitas saja untuk membentuk sumber daya manusia Indonesia. Tidak perduli bagaimana hasil pembelajaran formal tersebut, yang terpenting adalah telah melaksanak pendidikan di jenjang yang tinggi dan dapat dinaggap hebat oleh masyarakat. Anggapan seperti itu jugalah yang menyebabkan efektifitas pengajaran di Indonesia sangat rendah. Setiap orang mempunya kelebihan di bidangnya masing-masing dan diharapkan dapat mengambil pendidikaan sesuai bakat dan minatnya bukan hanya untuk dianggap hebat oleh orang lain.
Dalam pendidikan di sekolah menegah misalnya, seseorang yang mempunyai kelebihan di bidang sosial dan dipaksa mangikuti program studi IPA akan menghasilkan efektifitas pengajaran yang lebih rendah jika dibandingkan peserta didik yang mengikuti program studi yang sesuai dengan bakat dan minatnya. Hal-hal sepeti itulah yang banyak terjadi di Indonesia. Dan sayangnya masalah gengsi tidak kalah pentingnya dalam menyebabkan rendahnya efektifitas pendidikan di Indonesia.
2.2 EFISIENSI PENGAJARAN DI INDONESIA
Efisien adalah bagaimana menghasilkan efektifitas dari suatu tujuan dengan proses yang lebih ‘murah’. Dalam proses pendidikan akan jauh lebih baik jika kita memperhitungkan untuk memperoleh hasil yang baik tanpa melupakan proses yang baik pula. Hal-hal itu jugalah yang kurang jika kita lihat pendidikan di Indonesia. Kita kurang mempertimbangkan prosesnya, hanya bagaiman dapat meraih stendar hasil yang telah disepakati.
Beberapa masalah efisiensi pengajaran di dindonesia adalah mahalnya biaya pendidikan, waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, mutu pegajar dan banyak hal lain yang menyebabkan kurang efisiennya proses pendidikan di Indonesia. Yang juga berpengaruh dalam peningkatan sumber daya manusia Indonesia yang lebih baik.
Masalah mahalnya biaya pendidikan di Indonesia sudah menjadi rahasia umum bagi kita. Sebenarnya harga pendidikan di Indonesia relative lebih randah jika kita bandingkan dengan Negara lain yang tidak mengambil sitem free cost education. Namun mengapa kita menganggap pendidikan di Indonesia cukup mahal? Hal itu tidak kami kemukakan di sini jika penghasilan rakyat Indonesia cukup tinggi dan sepadan untuk biaya pendidiakan.
Jika kita berbiara tentang biaya pendidikan, kita tidak hanya berbicara tenang biaya sekolah, training, kursus atau lembaga pendidikan formal atau informal lain yang dipilih, namun kita juga berbicara tentang properti pendukung seperti buku, dan berbicara tentang biaya transportasi yang ditempuh untuk dapat sampai ke lembaga pengajaran yang kita pilih. Di sekolah dasar negeri, memang benar jika sudah diberlakukan pembebasan biaya pengajaran, nemun peserta didik tidak hanya itu saja, kebutuhan lainnya adalah buku teks pengajaran, alat tulis, seragam dan lain sebagainya yang ketika kami survey, hal itu diwajibkan oleh pendidik yang berssngkutan. Yang mengejutkanya lagi, ada pendidik yang mewajibkan les kepada peserta didiknya, yang tentu dengan bayaran untuk pendidik tersebut.
Selain masalah mahalnya biaya pendidikan di Indonesia, masalah lainnya adalah waktu pengajaran. Dengan survey lapangan, dapat kami lihat bahwa pendidikan tatap muka di Indonesia relative lebih lama jika dibandingkan Negara lain. Dalam pendidikan formal di sekolah menengah misalnya, ada sekolah yang jadwal pengajarnnya perhari dimulai dari pukul 07.00 dan diakhiri sampai pukul 16.00.. Hal tersebut jelas tidak efisien, karena ketika kami amati lagi, peserta didik yang mengikuti proses pendidikan formal yang menghabiskan banyak waktu tersebut, banyak peserta didik yang mengikuti lembaga pendidikan informal lain seperti les akademis, bahasa, dan sebagainya. Jelas juga terlihat, bahwa proses pendidikan yang lama tersebut tidak efektif juga, Karena peserta didik akhirnya mengikuti pendidikan informal untuk melengkapi pendidikan formal yang dinilai kurang.
Selain itu, masalah lain efisienfi pengajarn yang akan kami bahas adalah mutu pengajar. Kurangnya mutu pengajar jugalah yang menyebabkan peserta didik kurang mencapai hasil yang diharapkan dan akhirnya mengambil pendidikan tambahan yang juga membutuhkan uang lebih.
Yang kami lihat, kurangnya mutu pengajar disebabkan oleh pengajar yang mengajar tidak pada kompetensinya. Misalnya saja, pengajar A mempunyai dasar pendidikan di bidang bahasa, namun di mengajarkan keterampilan, yang sebenarnya bukan kompetensinya. Hal-tersebut benar-benar terjadi jika kita melihat kondisi pendidikan di lapangan yang sebanarnya. Hal lain adalah pendidik tidak dapat mengomunikasikan bahan pengajaran dengan baik, sehingga mudah dimengerti dan menbuat tertarik peserta didik.
Sistem pendidikan yang baik juga berperan penting dalam meningkatkan efisiensi pendidikan di Indonesia. Sangat disayangkan juga sistem pendidikan kita berubah-ubah sehingga membingungkan pendidik dan peserta didik.
Dalam beberapa tahun belakangan ini, kita menggunakan sistem pendidikan kurikulum 1994, kurikulum 2004, kurikulum berbasis kompetensi yang pengubah proses pengajaran menjadi proses pendidikan aktif, hingga kurikulum baru lainnya. Ketika mengganti kurikulum, kita juga mengganti cara pendidikan pengajar, dan pengajar harus diberi pelatihan terlebih dahulu yang juga menambah cost biaya pendidikan. Sehingga amat disayangkan jika terlalu sering mengganti kurikulum yang dianggap kuaran efektif lalu langsung menggantinya dengan kurikulum yang dinilai lebih efektif.
2.3 STANDARDISASI PENDIDIKAN DI INDONESIA
Jika kita ingin meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, kita juga berbicara tentang standardisasi pengajaran yang kita ambil. Tentunya setelah melewati proses untuk menentukan standar yang akan diambil.
Dunia pendidikan terus berudah. Kompetensi yang dibutuhka oleh masyarakat terus-menertus berunah apalagi di dalam dunia terbuka yaitu di dalam dunia modern dalam ere globalisasi. Kompetendi-kompetensi yang harus dimiliki oleh seseorang dalam lembaga pendidikan haruslah memenuhi standar.
Seperti yang kita lihat sekarang ini, standar dan kompetensi dalam pendidikan formal maupun informal terlihat hanya keranjingan terhadap standar dan kompetensi. Kualitas pendidikan diukur oleh standard an kompetensi di dalam berbagai versi, demikian pula sehingga dibentuk badan-badan baru untuk melaksanakan standardisasi dan kompetensi tersebut seperti Badan Standardisasi Nasional Pendidikan (BSNP)
Tinjauan terhadap sandardisasi dan kompetensi untuk meningkatkan mutu pendidikan akhirnya membawa kami dalam pengunkapan adanya bahaya yang tersembunyi yaitu kemungkinan adanya pendidikan yang terkekung oleh standar kompetensi saja sehngga kehilangan makna dan tujuan pendidikan tersebut.
Peserta didik Indonesia terkadang hanya memikirkan bagaiman agar mencapai standar pendidikan saja, bukan bagaimana agar pendidikan yang diambil efektif dan dapat digunakan. Tidak perduli bagaimana cara agar memperoleh hasil atau lebih spesifiknya nilai yang diperoleh, yang terpentinga adalah memenuhi nilai di atas standar saja.
Hal seperti di atas sangat disayangkan karena berarti pendidikan seperti kehilangan makna saja karena terlalu menuntun standar kompetensi. Hal itu jelas salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.
Selain itu, akan lebih baik jika kita mempertanyakan kembali apakah standar pendidikan di Indonesia sudah sesuai atau belum. Dalam kasus UAN yang hampir selalu menjadi kontrofesi misalnya. Kami menilai adanya sistem evaluasi seperti UAN sudah cukup baik, namun yang kami sayangkan adalah evaluasi pendidikan seperti itu yang menentukan lulus tidaknya peserta didik mengikuti pendidikan, hanya dilaksanakan sekali saja tanpa melihat proses yang dilalu peserta didik yang telah menenpuh proses pendidikan selama beberapa tahun. Selain hanya berlanhsug sekali, evaluasi seperti itu hanya mengevaluasi 3 bidang studi saja tanpa mengevaluasi bidang studi lain yang telah didikuti oleh peserta didik.
Banyak hal lain juga yang sebenarnya dapat kami bahas dalam pembahasan sandardisasi pengajaran di Indonesia. Juga permasalahan yang ada di dalamnya, yang tentu lebih banyak, dan membutuhkan penelitian yang lebih dalam lagi

Sumber : http://sayapbarat.wordpress.com

Sumber Daya Manusia, Kinerja dan Prestasi Kerja

Mei 20, 2011

Pengertian Sumber Daya Manusia
Dalam rangka untuk peningkatan kinerja kerja dalam suatu organisasi atau perusahaan maka faktor yang penting adalah Sumber Daya Manusia.
Dalam pembahasan Sumber Daya Manusia ada tiga (3) hal penting yang berkaitan dengan sumber daya manusia.
– Manajemen Sumber Daya Manusia
– Perencanaan Sumber Daya Manusia
– Pengembangan Sumber Daya Manusia
Di dalam pembahasan lebih lanjut, perlu kiranya penulis memberikan batasan tentang tiga komponen Sumber Daya Manusia.
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
Cushway (1994) mengemukakan bahwa: Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan bagian dari proses yang membantu organisasi mencapai tujuan.
Schuler, Douling, Smar dan Huber (1992), mengemukakan bahwa: Manajemen sumber daya manusia merupakan pengakuan tentang pentingnya tenaga kerja organisasi sebagai sumber daya manusia yang sangat penting dalam memberi kontribusi bagi tujuan-tujuan organisasi, dan penggunaan beberapa fungsi dan kegiatan untuk memastikan bahwa sumber daya manusia tersebut digunakan secara efektif dan adil bagi kepentingan individu, organisasi, dan masyarakat.
Guest (1987) mengemukakan bahwa: Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan kebijakan yang diambil organisasi dalam mengelola SDM-nya diarahkan pada penyatuan elemen-elemen organisasi, komitmen pekerja, ketentuan organisasi dalam beroperasi serta pencapaian kualitas hasil kerja secara maksimal.
Perencanaan Sumber Daya Manusia
Perencanaan Sumber Daya Manusia merupakan fungsi yang pertama-tama harus dilaksanakan dalam organisasi. Perencanaan SDM, adalah langkah-langkah tertentu yang diambil oleh manajemen guna menjamin bahwa organisasi tersedia tenaga kerja yang tepat untuk menduduki beberapa jabatan dan pekerjaan yang tepat pada waktu yang tepat.
Relly (1996) mengemukakan bahwa: Perencanaan Sumber Daya Manusia merupakan sebuah proses dimana organisasi berupaya untuk memperkirakan (kebutuhan) adanya tenaga kerja dan mengevaluasi ukuran. Sifat dan sumber-sumber pasokan yang dibutuhkan untuk memenuhi pemintaan tersebut.
T. Hani Handoko, mengemukakan bahwa : Perencanaan Sumber Daya Manusia merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan mengantisipasi permintaan-permintaan bisnis dan lingkungan organisasi di waktu yang akan datang dan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tenaga kerja yang ditimbulkan oleh kondisi-kondisi tersebut.
Proses Pengembangan Sumber Daya Manusia
Proses pengembangan Sumber Daya Manusia merupakan persoalan yang penting dalam suatu organisasi, sehingga perlu peningkatan dan pengembangan skill, knowledge, dan ability karyawan sebagai kebutuhan masa kini dan masa yang akan datang.
Sofo (1999) mengemukakan bahwa: Pengembangan Sumber Daya Manusia merupakan aplikasi program latihan dan pendidikan di dalam organisasi dengan menerapkan prinsip-prinsip pelajaran.
Pengertian yang telah dikemukakan di atas berkaitan dengan Sumber Daya Manusia, merupakan hal yang penting dan dapat mempengaruhi kinerja kerja dalam organisasi atau perusahaan. Sehingga membutuhkan kolaborasi dari tiga elemen tersebut untuk meningkatkan kinerja kerja dalam suatu organisasi atau perusahaan.
Pengertian Kinerja
Kinerja dalam suatu organisasi atau perusahaan sangat diperlukan karena tingkat kerja memberikan output yang diinginkan oleh organisasi suatu perusahaan. Olehnya itu perlu adanya manajemen kerja, karena merupakan tahap awal dalam upaya mengembangkan Sumber Daya Manusia organisasi.
Cushway (1994) mengemukakan bahwa: Manajemen kerja merupakan suatu proses manajemen yang dirancang menghubungkan tujuan organisasi (kepentingan-kepentingan) individu untuk memastikan bahwa antara tujuan individu dan perusahaan sedapat mungkin sama.
Armytrong (1998) mengemukakan bahwa: Manajemen kinerja merupakan proses bersama antara manajer dengan individu dan tim yang mereka kelola. Manajemen kinerja berdasarkan pada kesepakatan bersama tentang tujuan persyaratan pengetahuan keahlian dan kompetensi serta rencana kerja dan pengembangan. Manajemen kinerja meliputi peninjauan secara bersama dan terus menerus tentang kinerja sebagaimana tujuan, perbaikan serta rencana pengembangan selanjutnya.
Saat ini manajemen kinerja menjadi masalah yang sangat menonjol bagi kebanyakan organisasi. Pusat perhatiannya bagaimana menuju pada satu titik yaitu bagaimana kinerja individu dan kelompok dapat ditingkatkan. Manajer Sumber Daya Manusia memegang peranan vital dalam organisasi untuk memberi skema penilaian sedemikian rupa. Sehingga menghasilkan informasi yang tepat untuk membuat keputusan pengembangan Sumber Daya Manusia secara efektif
Pengertian Prestasi Kerja
Ada beberapa pengertian mengenai kinerja. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dikatakan bahwa kinerja merupakan sinonim dari kata prestasi kerja (performan) yaitu suatu kemampuan untuk melakukan sesuatu menurut standar yang ditetapkan. Sedangkan para ahli memberikan pengertian tentang kinerja, antara lain:
Poerwadarminta (1984), mengemukakan bahwa kinerja atau prestasi kerja adalah sesuatu yang dikerjakan atau produk/jasa yang dihasilkan atau diberikan oleh seseorang atau sekelompok orang. Kinerja ini dapat diukur atau dinilai, baik pada manusia pekerja, mesin-mesin, atau keadaan suatu perusahaan. Khusus untuk mengukur atau menilai keefektifan kinerja dari manusia adalah sangat sukar. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa manusia merupakan makhluk hidup yang selalu berubah dan penuh dengan keterbatasan sesuai dengan kenyataan yang ada pada dirinya.
Batasan di atas menunjukkan bahwa kinerja adalah prestasi yang dicapai oleh pegawai atau organisasi pada periode tertentu. Prestasi yang dimaksud adalah efektivitas operasional organisasi baik dari sisi manajerial maupun ekonomis. Prestasi ini merupakan tampilan wajah organisasi dalam menjalankan kegiatannya. Dalam hal ini dengan kinerja, maka organisasi dapat mengetahui sampai dimana prestasi keberhasilan dan atau kegagalannya.
Thoha (1996), mengemukakan bahwa kinerja seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat dikelompokkan dalam dua faktor, yaitu : (1) faktor individu yang meliputi; kemampuan, kebutuhan, kepercayaan, pengalaman dan penghargaan, (2) faktor lingkungan organisasi yang meliputi; tugas-tugas, wewenang, tanggung jawab dan kepemimpinan. Hal ini dapat dikategorikan ke dalam 3 (tiga) tingkatan, yaitu :
1. Tingkatan organisasi, yaitu hubungan organisasi dengan publik atau masyarakat. Hal yang mempengaruhi meliputi; strategi, tujuan organisasi, struktur organisasi, dan penggunaan sumber daya yang tersedia
2. Tingkatan proses, adalah arus kerja yang dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Hal ini mencakup; produk design process dengan baik, distribution process dan billing process
3. Tingkatan pekerjaan, ialah output organisasi diproduksi atau dilaksanakan oleh individu sesuai dengan keinginan pelanggan (stakeholders). Faktor yang terlibat dalam tingkatan ini meliputi; hiring and promotion, responsibilities and standard, feed back, reward dan training.

Sumber : http://www.masbied.com

Penyaluran kredit modal usaha dan pembekalan pelatihan bagi usaha kecil

Mei 20, 2011

Penyaluran kredit modal dan pembekalan bagi usaha kecil dapat membangkitkan semangat wirausaha. Akhirnya kedua upaya tersebut akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. MASYARAKAT sebagai salah satu stakeholderberperan penting bagi kelangsungan bisnis perusahaan.Perkembangan usaha kecil menengah serta industri rumah tangga yang notabene pelakunya adalah masyarakat tentu tak bisa dipandang sebelah mata oleh pelaku usaha.

Usaha kecil menengah dan industri rumah tangga berperan strategis dalam upaya menggerakkan perekonomian sektor riil serta memperluas kesempatan kerja. Sektor ini juga terbukti tahan menghadapi krisis perekonomian. Tak heran, dalam beberapa tahun terakhir upaya mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta koperasi mendapat perhatian lebih dari banyak kalangan. Sebagai bank yang sejak lama berfungsi sebagai agen pembangunan (agent of development),PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) tergerak untuk berperan dalam membina usaha kecil, termasuk koperasi melalui program kemitraan.
Hal ini juga merupakan implementasi dari Keputusan Menteri BUMN Nomor 05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. “Menumbuhkan serta mengembangkan usaha kecil sejak lama telah menjadi bagian dari aktivitas Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BNI,”ujar Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo. Dia mengatakan, program Kemitraan BNI secara sederhana dideskripsikan sebagai upaya mencari calon nasabah yang selama ini mungkin belum mengenal perbankan. Melalui dukungan finansial yang disalurkan PKBL BNI,pengusaha kecil yang selama ini relatif tidak bankablediharapkan dapat mempunyai kesempatan besar untuk lebih berkembang.
“Diharapkan, usaha yang semula sangat mikro akan terus meningkat hingga tidak mikro lagi,”ungkapnya. Gatot menegaskan, penyaluran kredit Kemitraan BUMN hanya diperuntukkan bagi kegiatan usaha produktif dan tidak dimaksudkan bagi keperluan konsumtif.Salah satu pola penyaluran yang dilakukan BNI adalah melalui sistem kluster dalam bentuk program unggulan Kampoeng BNI. Program yang digulirkan sejak 2007 tersebut membawa spirit untuk mengembangkan suatu kawasan perdesaan. Beberapa pelaku usaha kecil yang bergerak di bidang usaha yang sama dalam suatu kawasan dapat membentuk kelompok dan lantas mengajukan proposal kepada BNI untuk membentuk Kampoeng BNI.
Program ini dapat disetujui dengan syarat minimal penyaluran kredit kemitraan Rp1 miliar dan memiliki ciri sebagai produk unggulan daerah setempat. Kredit kemitraan memiliki karakteristik berupa tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan kredit pada umumnya sehingga sangat layak untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Sampai saat ini sudah terbentuk enam Kampoeng BNI di Pulau Jawa dan Sumatera.Tahun ini kami targetkan menambah lima Kampoeng BNI,”kata Gatot. Dia menambahkan, pelak-sanaan program Kemitraan BNI tahun lalu difokuskan pada pembentukan Kampoeng BNI di bidang industri kreatif. Selain melalui sistem kluster pada Kampoeng BNI, penyaluran kredit kemitraan secara langsung kepada end user (mitra binaan) juga dilakukan dengan sasaran semua sektor usaha mikro, kecil, dan koperasi.
Sektor-sektor itu meliputi pertanian, perdagangan, industri,peternakan,perikanan, serta jasa-jasa usaha mikro dan kecil lainnya. “Pola lainnya adalah penyaluran melalui lembaga pendamping seperti perguruan tinggi, pemda, koperasi, asosiasi, dan perusahaan inti lembaga nonkeuangan,”sebut dia. Selama 2010 dana yang telah disalurkan BNI ke berbagai sektor usaha mencapai lebih dari Rp62 miliar. Sedangkan total realisasi dana program kemitraan yang telah dikeluarkan BNI selama kurun 2004-2010 telah melampaui angka Rp155 miliar. Demi meningkatkan kemampuan usaha kecil (mikro) agar menjadi tangguh dan mandiri, BNI membantu memberikan pelatihan dan peningkatan motivasi (capacity building) bagi mitra binaan serta memanfaatkan Sentra Kredit Kecil dan Cabang Stand Alone di seluruh Indonesia.
Menurut Gatot, kegiatan pendidikan dan pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan pengetahuan serta bahasa yang mudah dipahami oleh mitra binaan. BNI juga membantu memasarkan produk hasil usaha mitra binaan dengan mengikutsertakan mereka dalam sejumlah kegiatan pameran berskala nasional maupun internasional. Gatot mengungkapkan, program Kemitraan BNI didorong agar senantiasa sejalan dengan program Bina Lingkungan. Artinya, setiap usaha atau hasil usaha yang dilakukan mitra binaan sedapat mungkin berkontribusi positif bagi lingkungan.
Sebagai contoh, Kampoeng BNI Sapi di Ka-bupaten Subang diupayakan tidak sekadar menghasilkan susu sapi yang bernilai jual,tapi juga memanfaatkan kotoran sapi untuk biogas. “Kita latih mereka bahwa dengan teknologi yang mudah, kotoran sapi pun bisa diubah menjadi biogas yang energinya bisa mereka manfaatkan untuk menghidupkan lampu atau menyalakan kompor,”ungkapnya.

Sumber : http://centil.blogdetik.com

BUSWAY: Mengatasi Kemacetan dengan “Bisnis Kemacetan”

Mei 20, 2011

Pemda Depok belum lama ini memberlakukan sistem baru dalam mengurai kemacetan jalan: Angkot way. Alasannya, penyebab utama kemacetan yang kerap terjadi di pusat kota kecil, mungil, tapi padat penduduk ini adalah terlalu banyaknya angkutan kota yang beroperasi, khususnya di ruas utama kota (Margonda raya dan sekitarnya).

Konsepnya persis seperti yang diterapkan oleh Pemda DKI Jakarta. Bedanya, Angkot Way dibuat sederhana dengan hanya memasang cone pembatas jalur, sedangkan jalur Busway dibuat permanen dengan beton dan pembatas khusus. Secara kasat mata, biaya pembuatan jalus Busway jelas lebih mahal ketimbang Angkot Way.

Maklum, kalau yang satu murni gaweannya Ditlantas Depok, sedangkan Busway yang ditongkrongi oleh bis Transjakarta ditangani oleh sebuah konsorsium angkutan khusus. Motivasi kedua model jalur khusus ini tentu berbeda. Kalau Angkot Way masih murni untuk mengurai kemacetan jalan, sedangkan busway Transjakarta ada embel-embel bisnisnya. Kehadiran Transjakarta tidak ubahnya dengan angkot lain yang ujung-ujungnya bisnis (UUB).

Kalau dilihat dari sisi bisnis, siapa sih yang tidak tertarik berinvestasi di jalur Busway. Meskipun di awal-awal akan banyak pengeluaran ekstra dan minim pendapatan (dengan biaya mencapai Rp 75 miliar), tapi bisnis ini sangat menjanjikan karena didukung penuh oleh pemerintah daerah. Tidak hanya jalur khusus yang disediakan. Semua SDM pemda dikerahkan untuk mensukseskan proyek ini, termasuk aparat kepolisian. Bisnis transportasi kota dengan proteksi penuh dari pemerintah ini sama prospektifnya dengan bisnis jalan tol yang sekarang sudah banyak di-take over oleh swasta.

Jadi, kalau ada yang diuntungkan dari busway ini, yang pertama mendulang labanya adalah perusahaan yang terlibat dalam konsorsium proyek busway. Baru kemudian masyarakat atau commuter Jakarta. Itupun kalau kehadiran pasukan bis Transjakarta yang dibarengi dengan pengurangan ruas jalan raya ini ampuh menanggulangi kemacetan ibukota Indonesia. Kita tunggu saja hasilnya, satu tahun setelah semua rute busway (15 koridor) beroperasi penuh….

Ditulis oleh: iskandarjet
Sumber : http://reaksional.blogspot.com

ENTREPRENEUR CULTURE

Mei 20, 2011

Untuk mengurangi adanya pengangguran intelektual yang semakin lama semakin banyak jumlahnya, perguruan tinggi sebagai pencetak kaum intelektual hendaknya dapat mengembangkan entrepreneur culture. Hal ini untuk memberikan mind set kepada mahasiswa, bahwa setelah lulus ada pekerjaan mulia yang lain selain melamar pekerjaan pada perusahaan atau sebagai pegawai, yaitu membuka lapangan pekerjaan baru. Kemampuan soft skill ini hendaknya ditambahkan pada mahasiswa selain ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga beban moral university sebagai pencetak sarjana lebih ringan dengan adanya penguatan jiwa entrepreneur pada mahasiswa. Selain itu tentunya yang lebih berarti adalah untuk meminimalisasi tingkat pengangguran terdidik. Penekanan beban moral disini karena university merasa bertanggung jawab terhadap output yang telah dihasilkan.
Pengembangan entrepreneur culture ini selain adanya mata kuliah entrepreneur atau kewirausahaan juga diperkuat dengan pelatihan dan workshop entrepreneurship, kunjungan ke dunia usaha serta praktek usaha secara langsung. Sebenarnya hal ini sudah ada dukungan dan fasilitas dari Dirjen Tinggi (DIKTI), yaitu berupa Program Kreatifitas Mahasiswa Kewirausahaan dan Hibah untuk pengembangan mahasiswa. Dana yang dikucurkan oleh DIKTI ini juga cukup lumayan untuk pengembangan softskill entrepreneurship untuk mahasiswa sebagai awal pengenalan dunia entrepreneur.
Kemampuan softskill lain yang mendukung entrepreneurship seperti leadership, kemampuan berkomunikasi dan kemampuan negosiasi perlu juga dikembangkan untuk mendukung entrepreneur culture di lingkungan kampus. Disamping itu untuk membentuk jiwa entrepreneurship pada mahasiswa yang nantinya akan terjun di masyarakat harus disertai dengan nilai dan budaya berupa budaya ulet dan pekerja keras dalam penciptaan lapangan kerja.

Sumber : http://lisakartikasari.wordpress.com

Pencegahan Dampak Buruk Narkoba pada Anak Sekolah

Mei 20, 2011

Narkoba adalah singkatan dari Narkotika dan Obat berbahaya. Selain Narkoba, istilah lain yang diperkenalkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah NAPZA yaitu singkatan dari Narkotika, Pasikotropika dan Zat adiktif lainnya. Semua istilah ini sebenarnya mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko yang oleh masyarakat disebut berbahaya yaitu kecanduan/adiksi.
Narkoba atau NAPZA merupakan bahan/zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga jika disalahgunakan akan menyebabkan gangguan fisik, psikis/jiwa dan fungsi sosial. Karena itu Pemerintah memberlakukan Undang-undang (UU) untuk penyalahgunaan narkoba yaitu UU No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika dan UU No.22 tahun 1997 tentang Narkotika.

Menurut kesepakatan Convention on the Rights of the Child (CRC) yang juga disepakati Indonesia pada tahun 1989, setiap anak berhak mendapatkan informasi kesehatan reproduksi (termasuk HIV/AIDS dan narkoba) dan dilindungi secara fisik maupun mental. Namun realita yang terjadi saat ini bertentangan dengan kesepakatan tersebut, sudah ditemukan anak usia 7 tahun sudah ada yang mengkonsumsi narkoba jenis inhalan (uap yang dihirup). Anak usia 8 tahun sudah memakai ganja, lalu di usia 10 tahun, anak-anak menggunakan narkoba dari beragam jenis, seperti inhalan, ganja, heroin, morfin, ekstasi, dan sebagainya (riset BNN bekerja sama dengan Universitas Indonesia).

Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), kasus pemakaian narkoba oleh pelaku dengan tingkat pendidikan SD hingga tahun 2007 berjumlah 12.305. Data ini begitu mengkhawatirkan karena seiring dengan meningkatnya kasus narkoba (lihat data narkoba BNN 2007) khususnya di kalangan usia muda dan anak-anak, penyebaran HIV/AIDS semakin meningkat dan mengancam. Dan dari keseluruhan kasus HIV/AIDS, hampir 50% penularannya dikarenakan penggunaan jarum suntik (narkoba) (Ditjen PPM&PL Depkes, 2007). Penyebaran narkoba menjadi makin mudah karena anak SD juga sudah mulai mencoba-coba mengisap rokok. Tidak jarang para pengedar narkoba menyusup zat-zat adiktif (zat yang menimbulkan efek kecanduan) ke dalam lintingan tembakaunya (Joyce Djaelani Gordon-aktifis anti drugs & HIV/AIDS, 2007).

Hal ini menegaskan bahwa saat ini perlindungan anak dari bahaya narkoba masih belum cukup efektif. Walaupun pemerintah dalam UU Perlindungan Anak nomor 23 tahun 2002 dalam pasal 20 sudah menyatakan bahwa Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, dan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak (lihat lebih lengkap di UU Perlindungan Anak). Namun perlindungan anak dari narkoba masih jauh dari harapan.

Narkoba adalah isu yang kritis dan rumit yang tidak bisa diselesaikan oleh hanya satu pihak saja. Karena narkoba bukan hanya masalah individu namun masalah semua orang. Mencari solusi yang tepat merupakan sebuah pekerjaan besar yang melibatkan dan memobilisasi semua pihak baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan komunitas lokal. Adalah sangat penting untuk bekerja bersama dalam rangka melindungi anak dari bahaya narkoba dan memberikan alternatif aktivitas yang bermanfaat seiring dengan menjelaskan kepada anak-anak tentang bahaya narkoba dan konsekuensi negatif yang akan mereka terima.

Anak-anak membutuhkan informasi, strategi, dan kemampuan untuk mencegah mereka dari bahaya narkoba atau juga mengurangi dampak dari bahaya narkoba dari pemakaian narkoba dari orang lain. Salah satu upaya dalam penanggulangan bahaya narkoba adalah dengan melakukan program yang menitikberatkan pada anak usia sekolah (school-going age oriented).

Ada tiga hal yang harus diperhatikan ketika melakukan program anti narkoba di sekolah. Yang pertama adalah dengan mengikutsertakan keluarga. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa sikap orangtua memegang peranan penting dalam membentuk keyakinan akan penggunaan narkoba pada anak-anak. Strategi untuk mengubah sikap keluarga terhadap penggunaan narkoba termasuk memperbaiki pola asuh orangtua dalam rangka menciptakan komunikasi dan lingkungan yang lebih baik di rumah. Kelompok dukungan dari orangtua merupakan model intervensi yang sering digunakan.

Kedua, dengan menekankan secara jelas kebijakan “tidak pada narkoba”. Mengirimkan pesan yang jelas ”tidak menggunakan” membutuhkan konsistensi sekolah-sekolah untuk menjelaskan bahwa narkoba itu salah dan mendorong kegiatan-kegiatan anti narkoba di sekolah. Untuk anak sekolah harus diberikan penjelasan yang terus-menerus diulang bahwa narkoba tidak hanya membahayakan kesehatan fisik dan emosi namun juga kesempatan mereka untuk bisa terus belajar, mengoptimalkan potensi akademik dan kehidupan yang layak.

Terakhir, meningkatkan kepercayaan antara orang dewasa dan anak-anak. Pendekatan ini mempromosikan kesempatan yang lebih besar bagi interaksi personal antara orang dewasa dan remaja, dengan demikian mendorong orang dewasa menjadi model yang lebih berpengaruh.

Oleh: Raihana Alkaff
Sumber : http://www.mitrainti.org

PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN UPAYA MENGATASINYA

Mei 20, 2011

Bersahabatlah dengan alam, jika tak ingin terkena kutukannya. Percayalah apa yang terjadi saat ini sebenarnya adalah sebuah pengulangan yang terjadi dihidup kita. Istilah kerennya KARMA. Saat kita menanam sesuatu itu pulalah yang kita panen. Saat kita membuat lingkungan disekitar kita tercemar entah itu membuang sampah disekenanya, berkendaraan dengan ugal-ugalan sehingga menimbulkan polusi udara yang meng-abu-abu-kan udara, atau merokok di dalam angkot tanpa mau menelan asapnya seorang diri. Tinggal menunggu waktu saja dan dampak pencemaran yang kita buat akan kembali kepada kita dan tragisnya ikut dirasakan oleh orang yang mungkin tidak ikut melakukan “dosa” tersebut. Bisa diumpamakan seperti “Nila setitik rusak air susu seblanga” pebuatan satu orang yang merasakan akibatnya juga orang disekitarnya.
Oleh karena itu harus kita sadari bahwa Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama, yang semakin penting untuk diselesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan, dan kehidupan kita. Siapapun bisa berperan serta dalam menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, termasuk kita. Dimulai dari lingkungan yang terkecil, diri kita sendiri, sampai ke lingkungan yang lebih luas.
Permasalahan pencemaran lingkungan yang harus segera kita atasi bersama diantaranya pencemaran air tanah dan sungai, pencemaran udara perkotaan, kontaminasi tanah oleh sampah, hujan asam, perubahan iklim global, penipisan lapisan ozon, kontaminasi zat radioaktif, dan sebagainya. Untuk menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, tentunya kita harus mengetahui sumber pencemar, bagaimana proses pencemaran itu terjadi, dan bagaimana langkah penyelesaian pencemaran lingkungan itu sendiri.
Sumber Pencemar
Pencemar datang dari berbagai sumber dan memasuki udara, air dan tanah dengan berbagai cara. Pencemar udara terutama datang dari kendaraan bermotor, industi, dan pembakaran sampah. Pencemar udara dapat pula berasal dari aktivitas gunung berapi.
Pencemaran sungai dan air tanah terutama dari kegiatan domestik, industri, dan pertanian. Limbah cair domestik terutama berupa BOD, COD, dan zat organik. Limbah cair industri menghasilkan BOD, COD, zat organik, dan berbagai pencemar beracun. Limbah cair dari kegiatan pertanian terutama berupa nitrat dan fosfat.
Proses Pencemaran
Proses pencemaran dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung yaitu bahan pencemar tersebut langsung berdampak meracuni sehingga mengganggu kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan atau mengganggu keseimbangan ekologis baik air, udara maupun tanah. Proses tidak langsung, yaitu beberapa zat kimia bereaksi di udara, air maupun tanah, sehingga menyebabkan pencemaran.
Pencemar ada yang langsung terasa dampaknya, misalnya berupa gangguan kesehatan langsung (penyakit akut), atau akan dirasakan setelah jangka waktu tertentu (penyakit kronis). Sebenarnya alam memiliki kemampuan sendiri untuk mengatasi pencemaran (self recovery), namun alam memiliki keterbatasan. Setelah batas itu terlampaui, maka pencemar akan berada di alam secara tetap atau terakumulasi dan kemudian berdampak pada manusia, material, hewan, tumbuhan dan ekosistem.
Langkah Penyelesaian
Penyelesaian masalah pencemaran terdiri dari langkah pencegahan dan pengendalian. Langkah pencegahan pada prinsipnya mengurangi pencemar dari sumbernya untuk mencegah dampak lingkungan yang lebih berat. Di lingkungan yang terdekat, misalnya dengan mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, menggunakan kembali (reuse) dan daur ulang (recycle).
Di bidang industri misalnya dengan mengurangi jumlah air yang dipakai, mengurangi jumlah limbah, dan mengurangi keberadaan zat kimia PBT (Persistent, Bioaccumulative, and Toxic), dan berangsur-angsur menggantinya dengan Green Chemistry. Green chemistry merupakan segala produk dan proses kimia yang mengurangi atau menghilangkan zat berbahaya.
Tindakan pencegahan dapat pula dilakukan dengan mengganti alat-alat rumah tangga, atau bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan yang lebih ramah lingkungan. Pencegahan dapat pula dilakukan dengan kegiatan konservasi, penggunaan energi alternatif, penggunaan alat transportasi alternatif, dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
Langkah pengendalian sangat penting untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat. Pengendalian dapat berupa pembuatan standar baku mutu lingkungan, monitoring lingkungan dan penggunaan teknologi untuk mengatasi masalah lingkungan. Untuk permasalahan global seperti perubahan iklim, penipisan lapisan ozon, dan pemanasan global diperlukan kerjasama semua pihak antara satu negara dengan negara lain.

Oleh : NILA KARTIKA SARI
Sumber : http://gbioscience05.wordpress.com

Pengaruh Kegiatan Usaha Terhadap Lingkungan Hidup

Mei 20, 2011

Dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia melakukan kegiatan usaha dengan memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Kegiatan usaha tersebut disadari atau tidak akan menimbulkan berbagai pengaruh yang tidak diinginkan.
Berikut ini akan diuraikan berbagai pengaruh negatif yang timbul akibat berbagai usaha/kegiatan.
PENGARUH TERHADAP KUALITAS DAN KUANTITAS AIR
1. Berkurangnya debit air tanah
Beberapa jenis usaha membutuhkan air bersih dalam jumlah cukup besar, contohnya : Pabrik Gula. Kebutuhan air tersebut seringkali diperoleh dengan pengeboran air bawah tanah (ABT). Pengeboran yang dilakukan besar-besaran serta serampangan akan mengakibatkan penurunan muka air tanah sehingga ketersediaan air bagi masyarakat berkurang. Di daerah pantai, penurunan muka air tanah berakibat terjadinya intrusi air laut atau masuknya air laut ke darat, sehingga air menjadi asin.
2. Naiknya temperatur air
Limbah cair yang dibuang ke badan air terkadang masih bersuhu tinggi. Limbah tersebut misalnya berasal dari air bekas ketel yang dibuang tanpa pendinginan terlebih dahulu. Suhu badan air yang tinggi dapat menyebabkan kematian makhluk hidup di dalam air.
t
3. Perubahan warna dan kekeruhan air
Kekeruhan disebabkan zat padat tersuspensi dalam air, misalnya pada limbah air bekas penyemprotan cerobong pada pabrik gula. Kekeruhan atau perubahan warna pada badan air merupakan gangguan secara estetis. Kekeruhan pada sungai tentu akan mengurangi keindahan dan keasrian lingkungan.
4. Perubahan pH air
Beberapa jenis limbah memiliki tingkat keasaman yang tinggi atau rendah. Misalnya limbah tahu yang memiliki tingkat keasaman tinggi. Bila limbah ini dibuang ke badan air tanpa pengolahan, maka tingkat keasaman (pH) air juga akan berubah. Hal ini membuat air akan sulit diolah menjadi air besih, juga dapat membunuh makhluk hidup dalam air.
5. Bau
Buangan limbah yang mengandung kadar bahan organik tinggi akan mengalami pembusukan di dalam air. Proses pembusukan tersebut akan menghasilkan bau busuk yang merupakan gangguan terhadap keindahan (gangguan estetis). Contoh limbah yang mengandung bahan organik : Limbah tahu, limbah Rumah Potong Hewan, limbah perhotelan, dsb.
6. Berkurangnya kadar oksigen terlarut (DO)
Buangan bahan organik tinggi tidak hanya menyebabkan bau busuk. Proses pembusukan juga membutuhkan Oksigen, hal ini menyebabkan kadar oksigen dalam air menjadi rendah sehingga akan mempengaruhi kehidupan makhluk hidup dalam air.
PENGARUH TERHADAP KUALITAS UDARA
1. Meningkatnya kadar karbon di udara
Sisa pembakaran mengandung karbon, misalnya Karbon dioksida atau karbon monoksida. Emisi Gas-gas tersebut dapat menimbulkan efek rumah kaca. Efek rumah kaca adalah proses penahanan radiasi sinar matahari sehingga permukaan bumi menjadi lebih panas. Meningkatnya suhu bumi ini membawa berbagai pengaruh negatif bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lain di bumi. Misalnya mencairnya es di kutub sehingga muka air laut bertambah tinggi yang berakibat pada mundurnya garis pantai.
2. Debu/partikulat
Partikulat adalah zat padat berukuran sangat halus. Misalnya pada limbah pabrik gula berupa debu berwarna hitam, limbah pabrik semen, dsb. Partikulat jenis tertentu bila terhirup dapat mengakibatkan penyakit saluran pernapasan pada manusia.
3. Gas-gas berbahaya
Jenis industri tertentu, misalnya industri kimia menghasilkan pencemar berupa gas-gas berbahaya. Gas-gas tersebut bila tidak diolah dengan benar dapat mengakibatkan bencana yang fatal bagi manusia.
PENGARUH TERHADAP TANAH
1. Perubahan struktur tanah
Akibat buangan limbah tertentu (misalnya limbah mengandung lemak/minyak), tanah akan berubah menjadi keras dan liat sehingga sulit untuk diolah.
2. Perubahan komposisi tanah
Pembangunan tanpa memperhatikan kemiringan lahan, serta tanpa memperhatikan fungsi konservasi menyebabkan unsur hara tanah akan mudah hanyut bersama air hujan. Hal ini tentu sangat merugikan, karena membuat tanah akan kehilangan kesuburannya.
3. Perubahan fungsi konservasi vegetasi di atas tanah
Pembangunan sudah pasti mengurangi/meniadakan tanaman di atas tanah. Bahkan beberapa jenis industri menggunakan kayu sebagai bahan baku (misalnya penggergajian dan pengawetan kayu, furniture, dsb.) Sehingga lenyaplah fungsi vegetasi/tetumbuhan di atas tanah sebagai penahan hilangnya unsur hara tanah, penahan air dan penahan longsor.
PENGARUH TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT
1. Kurang baiknya sanitasi akibat sulitnya penyediaan air
Sebagian besar kota di Indonesia menggunakan air sungai/air permukaan lain sebagai sumber air baku untuk air bersih. Bila air permukaan tercemar limbah, otomatis penyediaan air akan terganggu. Terganggunya penyediaan air akan berakibat pada buruknya sanitasi.
2. Berbagai penyakit pernapasan akibat pencemaran udara
Asap cerobong serta partikulat dapat menyebabkan berbagai penyakit pernapasan. Bila kesehatan masyarakat dan pekerja terganggu maka produktifitas juga akan terganggu. Pada akhirnya juga akan membawa pengaruh buruk pada kinerja perusahaan itu sendiri.
3. Stres akibat kebisingan
Kebisingan pada tingkatan tertentu dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan stres pada manusia di sekitarnya.
4. Penyakit kulit akibat pembuangan limbah cair
Limbah cair tertentu bila dibuang ke badan air dan badan air tersebut digunakan untuk MCK masyarakat, akan dapat menyebabkan penyakit gatal-gatal.
Meski begitu banyak dampak kegiatan/usaha, pada kenyataannya mustahil untuk menghindari dampak dengan cara melarang kegiatan/usaha, karena berbagai aktifitas tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Untuk itu perlu dilakukan pengelolaan lingkungan untuk meminimalisir dampak.
Dalam istilah pengelolaan lingkungan dikenal istilah dampak besar dan penting. Suatu kegiatan/usaha yang menimbulkan dampak besar dan penting wajib mengelola dampak tersebut dengan dokumen AMDAL. Sedangkan usaha/kegiatan yang tidak wajib AMDAL diwajibkan menyusun UKL-UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan).

Sumber : http://wyuliandari.wordpress.com

Upaya Pencegahan Pemanasan Global Skala Rumah Tangga

Mei 20, 2011

Persoalan lingkungan hidup disebabkan berbagai hal, salah satunya pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan populasi manusia yang semakin tinggi menyebabkan aktifitas ekonomi juga meningkat pesat. Kegiatan ekonomi/pembangunan yang semakin meningkat mengandung resiko pencemaran dan perusakan lingkungan hidup sehingga struktur dan fungsi dasar ekosistem yang menjadi pendukung kehidupan menjadi rusak.
Salah satu isu lingkungan hidup yang menjadi perhatian dunia pada saat ini adalah Pemanasan global. Pemanasan global membawa sederet ancaman yang serius terhadap kehidupan manusia.
Dalam Undang-Undang nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan bahwa Pengelolaan Lingkungan bukan saja merupakan tanggungjawab pemerintah tetapi juga menuntut peran serta masyarakat. Sektor Domestik /Rumah Tangga merupakan salah satu sector yang berkontribusi besar terhadap permasalahan lingkungan oleh karenanya adalah sangat penting untuk melakukan pengelolaan lingkungan pada skala rumah tangga seperti uraian berikut ini.
DEFINISI
Aktifitas manusia menyebabkan Gas Rumah Kaca/GRK terakumulasi di atmosfer sehingga radiasi sinar matahari yang dipantulkan kembali oleh bumi ke luar angkasa terhambat karena dipantulkan kembali oleh GRK, akibatnya terjadi akumulasi panas di atmosfer bumi. Fenomena peningkatan suhu permukaan bumi ini disebut Pemanasan Global/Global Warming.
DAMPAK PEMANASAN GLOBAL
Meningkatnya suhu permukaan bumi akibat pemanasan global menyebabkan terjadinya perubahan unsur-unsur iklim, seperti :
1.Naiknya suhu air laut
2.Naiknya penguapan di udara
3.Perubahan pada pola hujan dan tekanan udara
Sehingga pada akhirnya merubah pola iklim dunia, fenomena ini dikenal sebagai perubahan iklim

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM
a) Mencairnya es di kutub sehingga ketebalan es berkurang 42 % dalam 40 tahun menyebabkan potensi kenaikan air laut setinggi 7 m pada tahun 2012
b) Peningkatan muka air laut. Dalam 100 tahun terakhir terjadi peningkatan air laut 10-25 cm. pada tahun 2100 diprediksikan terjadi peningkatan muka air laut 15-95 cm. Peningkatan sebesar 1 m akan menyebabkan 1 % daratan Mesir, 6% daratan Belanda, 17,5 % Bangladesh. Sedangkan Indonesia sebagai Negara kepulauan terancam tenggelam akibat kenaikan air laut;
c) Pergeseran musim, musim kemarau berlangsung lama sedangkan musim hujan berlangsung pendek dengan intensitas yang tinggi, menyebabkan ancaman bencana kekeringan, banjir, longsor serta rawan pangan;
d) Kebakaran hutan yang meluas, akibat peningkatan suhu udara dan factor kemarau yang panjang;
e) Punahnya spesies tertentu karena ketidakmampuan beradaptasi terhadap perubahan iklim
f) Meningkatnya frekuensi penyakit tropis (malaria, DB) karena masa inkubasi nyamuk semakin pendek akibat naiknya suhu udara;
g) Berkurangnya ketersediaan air hingga 10-30 %;
h) Makin maraknya badai dan banjir di kota-kota besar dunia;
i) Ratusan desa pesisir di Jatim terancam tenggelam dg indikasi naiknya gelombang pasang pada minggu III Mei 2007;
UPAYA PENCEGAHAN
Mengingat begitu seriusnya dampak pemanasan global dan perubahan iklim kiranya sangat penting untuk melakukan upaya-upaya pencegahan terutama dimulai dari hal-hal kecil yang dapat kita lakukan pada skala rumah tangga seperti di bawah ini
a) Hemat penggunaan listrik
Tips-tips hemat listrik :
Gunakan lampu hemat energi
Pilih alat-alat elektronik yang kapasitasnya sesuai kebutuhan rumahtangga kita, misalnya Magic Com/Magic Jar sesuai kebutuhan sekeluarga sehari;
Gunakan mesin cuci sesuai kapasitasnya, bila cucian sangat sedikit sebaiknya dikumpulkan dahulu hingga sesuai dg kapasitas mesin cuci kita;
Matikan alat-alat elektronik yang sedang tidak digunakan;
Upayakan rumah berventilasi baik sehingga tidak terlalu tergantung pada penggunaan Air Condition (AC);
Upayakan rumah mendapatkan cahaya matahari secara optimal sehingga pada siang hari tidak perlu menggunakan lampu.
b) Hemat penggunaan kertas dan tinta
Untuk keperluan menulis konsep/corat-coret sebaiknya menggunakan kertas bekas, misalnya bekas print yang baliknya masih kosong;
Batasi penggunaan produk disposable/sekali pakai misalnya: tissue, diaper/pamper, dsb;
Kertas-kertas bekas dikumpulkan dan diberikan kepada pemulung.
c) Hemat penggunaan air
Berikut ini tips-tips hemat air:
Bila menggunakan shower atau washtafel, matikan kran pada saat anda bercukur, menggosok gigi dan kramas dengan cara ini anda dapat berhemat sampai dengan lebih dari 6000 L air perminggu;
Kumpulkan air bekas mencuci sayur, gunakan air bekas ini untuk sekedar menyiram tanaman, merendam lap-lap kotor dll.;
Lakukan cuci mobil menggunakan air dalam ember dan lap, jangan gunakan kran air;
Periksa secara berkala dan ganti kran atau pipa air yang mulai bocor, anda dapat menghemat hingga 9500 Liter air perbulan.
d) Hemat penggunaan bahan bakar
Lakukan perawatan yang baik pada mesin kendaraan anda;
Periksa tekanan ban kendaraan anda, tekanan ban yang akurat dapat menghemat BBM;
Hindari penggunaan kendaraan yang sistem pembakaran pada mesinnya sudah tidak efisien;
Gunakan kendaraan sesuai kebutuhan, misalnya jika hanya bepergian sendiri lebih baik gunakan sepeda motor daripada mobil;
e)Pengelolaan sampah/limbah yang baik
Pisahkan sampah organik dan non organik, sampah organik misalnya : kulit buah, sisa sayur, sisa pangkasan tanaman, daun-daun kering dsb. Dapat dibuat kompos;
Sampah organik dapat dibuat bahan isian untuk biopori;
Hindari membakar sampah;
Bila berbelanja bawalah tas belanjaan sendiri, sehingga menghindari penggunaan tas plastik.
BIOPORI
Adalah teknik konservasi air tanah dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah
Biopori berupa lubang yang dibuat pada ruang terbuka/halaman rumah dll yang diisi dengan sampah organik
Sampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang resapan biopori akan mengaktifkan organisme dan mikroorganisme dalam tanah sehingga akibat aktivitas mereka akan tercipta pori-pori tanah dimana air akan terserap lewat alur tersebut
Bapak Bupati Bondowoso telah menginstruksikan pembuatan Biopori di halaman-halaman perkantoran dan sekolah melalui Surat Edaran Bupati.
MANFAAT BIOPORI
Meningkatkan daya resap air dalam tanah
mengurangi volume sampah
mengurangi emisi gas rumah kaca
membantu gerakan penghijauan
PEMBUATAN BIOPORI
Siapkan bambu berdiameter 10 cm sepanjang 1-1,5 m
Gali lubang dengan linggis, masukkan bambu (kedalaman lubang 80-100 cm)
Bambu diisi dengan sampah organik
Buatlah sejumlah biopori pada ruang terbuka /halaman rumah anda jarak lubang 50-100 cm
Mulut lubang dapat diperkuat dengan semen selebar 2-3 cm
Setiap hari isikan sampah organik pada masing-masing lubang.

Sumber : http://wyuliandari.wordpress.com

Strategi Pengendalian Pencemaran Lingkungan

Mei 20, 2011

Strategi Pengendalian Pencemaran Lingkungan
Persoalan lingkungan hidup disebabkan berbagai hal, salah satunya pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan populasi manusia yang semakin tinggi menyebabkan aktifitas ekonomi juga meningkat pesat. Kegiatan ekonomi/pembangunan yang semakin meningkat mengandung resiko pencemaran dan perusakan lingkungan hidup sehingga struktur dan fungsi dasar ekosistem yang menjadi pendukung kehidupan menjadi rusak. Hal tersebut merupakan beban sosial yang pada akhirnya manusia pula yang akan menanggung biaya pemulihannya.
Dalam penjelasan atas Undang-Undang nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan bahwa arah pembangunan jangka panjang Indonesia adalah pembangunan ekonomi dengan bertumpukan pada pembangunan industri yang diantaranya menggunakan berbagai jenis bahan kimia dan zat radioaktif.
Disamping menghasilkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat, industrialisasi juga menimbulkan ekses,
antara lain dihasilkannya limbah yang apabila dibuang ke lingkungan akan dapat mengancam lingkungan
hidup itu sendiri, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain.
Pencemaran Lingkungan : Definisi, Sumber dan Pengendalian
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,zat,energi dan atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan tidak dapat berfungsi sesuai peruntukkannya (Undang-Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup Ps 1 angka 12)
Pencemaran dapat dikategorikan menjadi :
– pencemaran tanah
– pencemaran air
– pencemaran udara
1. Pencemaran Tanah
Definisi pencemaran tanah adalah : Masuknya limbah ke dalam tanah yang mengakibatkan fungsi tanah turun (menjadi keras dan tidak subur) sehingga tidak mampu lagi mendukung aktivitas manusia.
Sumber-sumber pencemaran tanah dapat berasal dari domestik, industri maupun pertanian.
– limbah domestik misalnya buangan dapur yang mengandung minyak/lemak bila secara terus-menerus
dibuang ke media tanah akan menyebabkan pori-pori tanah tertutup dan tanah menjadi keras
– limbah industri yang belum diolah bila dibuang ke media tanah juga akan merusak tanah, misalnya
limbah pabrik tahu yang bersifat asam akan merusak tanah.
– Aktifitas pertanian berupa pemupukan dengan pupuk kimia buatan merupakan faktor terbesar yang
menyebabkan kerusakan struktur tanah pertanian.
Tercemarnya tanah pada akhirnya membawa dampak bagi manusia. Tanah pertanian yang telah mengalami
kerusakan (berubah struktur dan susunan kimiawinya) menjadi keras, produktifitas lahan pun akan menurun
(ditunjukkan dengan hasil panen yang semakin menurun dari tahun ke tahun)

2. Pencemaran air
Masuknya limbah ke dalam air yang mengakibatkan fungsi air turun sehingga tidak mampu lagi mendukung
aktifitas manusia dan menyebabkan timbulnya masalah penyediaan air bersih. Bagian terbesar yang
menyebabkan pencemaran air adalah limbah cair dari industri,di samping limbah padat berupa sampah
domestik.
Sumber-sumber Pencemaran Air
Pencemaran air akibat kegiatan manusia tidak hanya disebabkan oleh limbah rumah tangga, tetapi juga oleh
limbah pertanian dan limbah industri. Semakin meningkatnya perkembangan industri, dan pertanian saat
ini, ternyata semakin memperparah tingkat pencemaran air, udara, dan tanah. Pencemaran itu disebabkan
oleh hasil buangan dari kegiatan tersebut.
Pencemaran air pada dasarnya terjadi karena air limbah langsung dibuang ke badan air ataupun ke tanah
tanpa mengalami proses pengolahan terlebih dulu, atau proses pengolahan yang dilakukan belum memadai.
Pengolahan limbah bertujuan memperkecil tingkat pencemaran yang ada agar tidak membahayakan lingkungan hidup.
Sumber-sumber Pencemaran Air Meliputi:
a. Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga merupakan pencemar air terbesar selain limbah-limbah industri, pertanian dan bahan
pencemar lainnya. Limbah rumah tangga akan mencemari selokan, sumur, sungai, dan lingkungan sekitarnya.
Semakin besar populasi manusia, semakin tinggi tingkat pencemarannya.
Limbah rumah tangga dapat berupa padatan (kertas, plastik dll.) maupun cairan (air cucian, minyak goreng
bekas, dll.). Di antara limbah tersebut ada yang mudah terurai yaitu sampah organik dan ada pula yang
tidak dapat terurai. Limbah rumah tangga ada juga yang memiliki daya racun tinggi, misalnya sisa obat,
baterai bekas, air aki. Limbah-limbah tersebut tergolong bahan berbahaya dan beracun (B3).
Tinja, air cucian, limbah kamar mandi dapat mengandung bibit-bibit penyakit atau pencemar biologis
(seperti bakteri, jamur, virus, dan sebagainya) yang akan mengikuti aliran air.
b. Limbah Lalu Lintas
Limbah lalu lintas berupa tumpahan oli, minyak tanah, tumpahan minyak dari kapal tangker. Tumpahan
minyak akibat kecelakaan mobil-mobil tangki minyak dapat mengotori air tanah. Selain terjadi di darat,
pencemaran lalu lintas juga sering terjadi di lautan. Semuanya sangat berbahaya bagi kehidupan.
c. Limbah Pertanian
Limbah pertanian berupa sisa, tumpahan ataupun penyemprotan yang berlebihan misalnya dari pestisida dan
herbisida. Begitu juga pemupukan yang berlebihan. Limbah pestisida dan herbisida mempunyai sifat kimia
yang stabil, yaitu tidak terurai di alam sehingga zat tersebut akan mengendap di dalam tanah, dasar
sungai, danau serta laut dan selanjutnya akan mempengaruhi organisme-organisme yang hidup di dalamnya.
Pada pemakaian pupuk buatan yang berlebihan akan menyebabkan eutrofikasi pada badan air/perairan terbuka
Penanggulangan Pencemaran Air
Penanggulangan pencemaran air dapat dilakukan melalui:
• Perubahan perilaku masyarakat
• Pembuatan kolam/bak pengolahan limbah cair
1. Perubahan Perilaku Masyarakat
Secara alami, ekosistem air dapat melakukan “rehabilitasi” apabila terjadi pencemaran terhadap badan
air. Kemampuan ini ada batasnya. Oleh karena itu perlu diupayakan untuk mencegah dan menanggulangi
pencemaran air. Untuk mengatasi pencemaran air dapat dilakukan usaha preventif, misalnya dengan tidak
membuang sampah dan limbah industri ke sungai. Kebiasaan membuang sampah ke sungai dan disembarang tempat hendaknya diberantas dengan memberlakukan peraturan-peraturan yang diterapkan di lingkungan masing-masing secara konsekuen. Sampah-sampah hendaknya dibuang pada tempat yang telah ditentukan.Masyarakat di sekitar sungai perlu merubah perilaku tentang pemanfaatan sungai agar sungai tidak lagi dipergunakan sebagai tempat pembuangan sampah dan tempat mandi-cuci-kakus (MCK). Peraturan pembuangan limbah industri hendaknya dipantau pelaksanaannya dan pelanggarnya dijatuhi hukuman. Limbah industri hendaknya diproses dahulu dengan teknik pengolahan limbah, dan setelah memenuhi syarat baku mutu air buangan baru bisa dialirkan ke selokan-selokan atau sungai. Dengan demikian akan tercipta sungai yang bersih dan memiliki fungsi ekologis.
Tindakan yang Perlu Dilakukan oleh Masyarakat:
1. Tidak membuang sampah atau limbah cair ke sungai, danau, laut dll.
2. Tidak menggunakan sungai atau danau untuk tempat mencuci truk, mobil dan sepeda motor
3. Tidak menggunakan sungai atau danau untuk wahana memandikan ternak dan sebagai tempat kakus
4. Tidak minum air dari sungai, danau atau sumur tanpa dimasak dahulu
2 Pembuatan Kolam Pengolah Limbah Cair
Saat ini mulai digalakkan pembuatan WC umum yang dilengkapi septic tank di daerah/lingkungan yang
rata-rata penduduknya tidak memiliki WC. Setiap sepuluh rumah disediakan satu WC umum. Upaya demikian
sangat bersahabat dengan lingkungan, murah dan sehat karena dapat menghindari pencemaran air sumur / air
tanah.
Selain itu, sudah saatnya diupayakan pembuatan kolam pengolahan air buangan (air cucian, air kamar
mandi, dan lain-lain) secara kolektif, agar limbah tersebut tidak langsung dialirkan ke selokan atau
sungai.
Untuk limbah industri dilakukan dengan mengalirkan air yang tercemar ke dalam beberapa kolam kemudian
dibersihkan, baik secara mekanis (pengadukan), kimiawi (diberi zat kimia tertentu) maupun biologis
(diberi bakteri, ganggang atau tumbuhan air lainnya). Pada kolam terakhir dipelihara ikan untuk menguji
kebersihan air dari polutan yang berbahaya. Reaksi ikan terhadap kemungkinan pengaruh polutan diteliti.
Dengan demikian air yang boleh dialirkan keluar (selokan, sungai dll.) hanyalah air yang tidak tercemar.
Salah satu contoh tahap-tahap proses pengolahan air buangan adalah sebagai berikut:
a) Proses penanganan primer, yaitu memisahkan air buangan dari bahan-bahan padatan yang mengendap atau
mengapung.
b) Proses penanganan sekunder, yaitu proses dekomposisi bahan-bahan padatan secara biologis
c) Proses pengendapan tersier, yaitu menghilangkan komponen-komponen fosfor dan padatan tersuspensi,
terlarut atau berwarna dan bau. Untuk itu bisa menggunakan beberapa metode bergantung pada komponen yang
ingin dihilangkan.
– Pengendapan, yaitu cara kimia penambahan kapur atau metal hidroksida untuk mengendapkan fosfor.
– Adsorbsi, yaitu menghilangkan bahan-bahan organik terlarut, berwarna atau bau.
– Elektrodialisis, yaitu menurunkan konsentrasi garam-garam terlarut dengan menggunakan tenaga
listrik
– Osmosis, yaitu mengurangi kandungan garam-garam organik maupun mineral dari air
– Klorinasi, yaitu menghilangkan organisme penyebab penyakit
Tahapan proses pengolahan air buangan tidak selalu dilakukan seperti di atas, tetapi bergantung pada
jenis limbah yang dihasilkan. Hasil akhir berupa air tak tercemar yang siap dialirkan ke badan air dan
lumpur yang siap dikelola lebih lanjut. Berdasarkan penelitian, tanaman air seperti enceng gondok dapat
dimanfaatkan untuk menyerap bahan pencemar di dalam air.
3. Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah masuknya limbah ke dalam udara yang mengakibatkan fungsi udara turun sehingga
tidak mampu lagi mendukung aktifitas manusia. Pencemaran udara disebabkan oleh partikel debu,asap
kendaraan dan dari cerobong asap industri dan gas kimia dari industri kimia.
Sumber pencemaran udara dapat dogolongkan menjadi 2, yaitu :
– Sumber bergerak
– Sumber tidak bergerak
a. Pencemaran dari sumber bergerak, misalnya disebabkan oleh emisi dari kendaraan bermotor,
terutama bila pembakaran dalam mesin kendaraan tersebut sudah tidak efisien.
b. Pencemaran dari sumber tidak bergerak, misalnya asap dari sisa pembakaran pabrik.
Pencemaran udara dapat menimbulkan berbagai dampak antara lain:
Gangguan kesehatan
• Debu dari pabrik (mis : pabrik semen) dapat terhirup manusia dan menimbulkan penyakit
pneumokoniosis/ sesak napas.
• Gas-gas emisi kendaraan bermotor maupun carobong pabrik (misalnya karbondioksida, metan,
klorofluorokarbon, oksida nitrogen, dsb) akan menimbulkan penipisan lapisan ozon/ozone depleting.
• Gas-gas asam misalnya asam sulfat, asam klorida dan asam nitrat dapat menimbulkan terjadinya
hujan asam/acid rain.
Pengendalian Pencemaran Udara
• Penggunaan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, serta mesin kendaraan yang efisien
• Pengolahan limbah udara di pabrik, misalnya dengan menggunakan alat dust collector yang dapat
menangkap debu.
• Menggalakkan penghijauan untuk menyerap/mengkonversi zat pencemar.
Beberapa fakta terjadinya penurunan kualitas lingkungan di Kabupaten Bondowoso
Meskipun merupakan kota kecil dan jumlah industri tidak terlalu banyak, Bondowoso tidak luput
dari masalah penurunan kualitas lingkungan antara lain:
• Pencemaran koliform (bakteri tinja) di Hilir Sungai Sampean mencapai 500 MPN/100 ml (MPN: Most
Probable Number) Sumber : Yana Suryana dan Sumadi dalam Seminar Kualitas Air di Kabupaten Bondowoso,
Tahun 2003.
• Tingginya kadar BOD,COD,TDS, Phospat, dll. di beberapa titik sungai Sampean . Sumber : sampling
dan analisa tahunan oleh Kantor Lingkungan Hidup Tahun 2007
• Gangguan estetis berupa bau, busa maupun perubahan warna dan kekeruhan pada sepanjang kali
Kijing. Sumber : Laporan Observasi peserta susur sungai Hari LH sedunia Th 2003.
Staregi Pengendalian Pencemaran
Berbagai upaya pengendalian pencemaran melalui berbagai Program/Kegiatan, antara lain:
– Program pengembangan kinerja persampahan
– Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan;
Kegiatan:
– Koordinasi penilaian kota sehat/adipura
– Pemantauan kualitas lingkungan
– Pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan hidup
– Pembangunan gedung laboratorium lingkungan
– Program peningkatan pengendalian polusi
Sumber : http://wyuliandari.wordpress.com